Akhirnya ibu saya pun di operasi…, yeah operasi penyambungan tulang dengan memasangkan dalam istilah umum “pen” diantara tulang tangannya. Tulang tangan kiri di bawah bahu yang patah di hari minggu siang pada bulan februari 2011 dalam perjalanan ke rumah adiknya nenek menggunakan sepeda motor saya, ibu berdua dengan keponakan perempuanku yang berumur sekitar 7 tahun, patah karena menahan keponakanku ketika terjatuh gara-gara polisi tidur yang rapat dan rem mendadak kemudian mungkin hilang keseimbangan, tidak ada luka luar yang serius hanya tulang saja yang patah.
Awalnya pengobatan di lakukan melalui ahli patah tulang di daerah Jatiwangi kab. Majalengka, namun saya pribadi tidak yakin dengan ahli tulang tsb karena ketika disana rumahnya terlihat sepi dan biasa-biasa saja, padahal yang saya tahu biasanya selalu ramai atau minimal ada satu atau dua orang yang berobat juga, tapi karena sudah terlanjur, pengobatan pun diteruskan dan hasilnya nihil, tulang ibu belum tersambung juga ketika dilakukan rontgen lagi pada bulan Agustus 2011 kemarin, saya 100% bukan menyalahkan ahli tulang tapi menyalahkan ibu juga karena selama pengobatan beliau enggan untuk beristirahat total, malah cenderung jalan-jalan bahkan keluar kota mengunjungi kakak saya. Nasi telah menjadi bubur dan menyesal juga tiada arti, dari berbagai referensi, ibu pun akhirnya memilh untuk operasi di RSUI KUSTATI, Surakarta / Solo karena mamah ketakutan ketika dokter local disini lebih menyarankan penyambungan tulang dilakukan dengan tulang lagi tetapi mengambil dari tulang tubuh yang lain seperti tulang pinggul, saya pun heran dengan pernyataan dokter tersebut, apalagi disertai biaya yang sangat mahal.
Rumah sakit Kustati merupakan salah satu rumah sakit islam yang ada di Solo, tepatnya di Jl. Kapten Mulyadi No.249. Berada di sekitar pasar kliwon yang membuat tempat ini cukup ramai karena banyak orang yang berjualan pada siang hari ataupun malam hari. Di daerah ini tidak ada rumah sakit lain sehingga rumah sakit ini menjadi pilihan utama. Namun bagaimanapun kelengkapan medis rumah sakit ini terbilang cukup lengkap, apalagi ada empat kategori pengobatan yang di unggulkan, yang saya ingat kalau tidak salah pengobatan orthopedic dan saluran kandung kemih.
Akhirnya tekad pun sudah bulat dan kami pun berangkat menuju Solo, bapak,mamah, adik nenek, saya dan supir menuju kesana, dari Cirebon ke Solo menempuh sekitar 10 jam perjalanan, sangat letih, capek dan membosankan memang tapi terkalahkan karena keingintahuan saya terhadap kota dan rumah sakit itu. Sampai disana sekitar jam 20.00, namun karena tidak hafal lokasi akhirnya kita berputar-putar sedikit baru kemudian sampai ke rumah sakit tsb. Pendaftaran untuk operasi tidak bisa dilakukan malam itu kecuali ibu mau menginap semalam di ruang UGD, tapi ibu tidak mau karena terlalu capek jadi memutuskan untuk tidur di hotel baru besok pagi daftar. Ketika pagi hari kami daftar sekitar jam 04.30 (pagi sekali tp memang sdh bnyk yg antri) prosesnya menimbulkan masalah baru, ibu di diagnose mengalami gangguan jantung jadi dokter tulang membolehkan operasi asal ibu dirawat dahulu dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Waaah….ternyata diluar rencana dari contoh orang-orang yang sudah pernah kesana yang cukup operasi terus dalam beberapa jam bisa langsung pulang, mau tidak mau akhirnya kami pun setuju dan dilakukanlah operasi tsb. Dr. Tunjung namanya, seorang dokter yang paling di unggulkan dalam bidang orthopedi di Rumah Sakit islam Kustati tersebut yang Alhamdulillah menangani langsung ibu saya operasi. Harap-harap cemas seperti sinetron ketika menunggu proses operasi, dimulai masuk ruangan jam 08.30an hari kamis tgl 13 oktober 2011 sampai dengan ibu keluar dari ruang operasi dengan muka meringis kesakitan menahan sakit karena pengaruh bius yang sudah hilang, pada saat itu sekitar pukul 13.40, setelah di rontgen kemudian ibu dirawat satu malam di ruang ICU dan pada hari jum’at tgl 14 oktober 2011 sudah bisa pindah ke kamar inap.
Puji syukur Alhamdulillah saya dan keluarga semua panjatkan pada Allah SWT atas berhasilnya operasi tersebut, hingga akhirnya kami diperbolehkan pulang pada hari minggu tgl 16 oktober 2011. Sekarang ibu saya sudah istirahat di rumah dengan perasaan lega, tinggal menunggu penyembuhan total dari operasi, hanya harus control lagi kesana tgl 29 oktober 2011 untuk mengecek ulang hasil operasi dan mungkin dampaknya. Ada beberapa hal yang saya tangkap selama berada disana, dimulai dari staf rumah sakit dari dokter,perawat, satpam dan OB yang ramah-ramah dan sopan tidak seperti rumah sakit disekitar rumah saya, kemudian orang-orang sekitar dan pasien juga sama ramah serta bersahabat yang membuat kami dari luar kota merasa nyaman, dari segi makanan pun tergolong murah dan cocok di lidah saya. Itulah sedikit cerita perjalanan saya ke Solo mengantar ibu operasi, mudah-mudahan saya, keluarga, teman-teman dan orang yang saya kenal tidak mengalami apa yang namanya operasi, disamping tegang, bisa membahayakan jika gagal. Mudah-mudahan ibu cepat sembuh dan beraktifitas kembali dalam keadaan normal. Amin